IMM-RENAISSANCE.OR.ID – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Najih Prastyo mewanti-wanti kader IMM seluruh Indonesia untuk terhindar dari jebakan peredaran berita bohong atau hoax. Pernyataan itu disampaikan Najih saat membuka gelaran Musyawarah Daerah (Musyda) XX IMM Jawa Timur (Jatim), di Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember), Jumat (7/12) lalu.
Dikatakan Najih, jelang kontestasi Pemilihan Presiden April 2019 mendatang, hoax kian bertebaran. “Bagaimanapun, banyak informasi hoax yang viral, di media sosial misalnya, kemudian memicu keributan bahkan merembet menjadi kerusuhan fisik. Hal ini bukan saja menghabiskan energi, namun juga berpotensi mengganggu keamanan nasional,” kata mantan Ketua DPD IMM Jatim Periode 2014-2016 ini.
Demikian, sambung Najih, sebagai kader intektual yang mengedepankan objektifitas dalam tindak dan tanduknya, kader IMM seluruh Indonesia terkhusus Jawa Timur, dapat terhindar dari jebakan jahat hoax. “Saya optimis, kader-kader IMM dapat menjadi penjaga kewarasan inteletual mahasiswa, di tengah era post truth (era pasca kebenaran, red.) yang menjangkit banyak orang belakangan ini,” katanya.
Ketua Umum DPD IMM Jawa Timur demisioner yang kini menjabat Ketua Bidang Keilmuan DPP IMM sepakat himbauan Najih. Bagaimanapun, Islam telah mengajarkan umatnya melalui terminologi Tabayyun atau telitilah dulu. “Metode tabayyun digunakan untuk mengklarifikasi masalah yang terjadi. Tujuannya mendapatkan kesimpulan yang lebih bijak, arif dan lebih tepat,” paparnya.
Kata tabayyun, kata Abdul, dapat dilihat pada surat Al-Hujurat/49:6. Dalam ayat tersebut dijelaskan: “Jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.”
Tabayyun, sambung Abdul, merupakan salah satu tradisi umat islam yang dapat dijadikan solusi untuk memecahkan masalah. Tradisi ini digunakan terutama untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Pada momentum Musyda XX ini, Abdul berpesan untuk kembali melakukan penguatan tri kompetensi dasar IMM sebagai bentuk komitmen turut mengawal pemuda mengkader generasi anti-hoax. (*)