preloader
IMM Renaissance FISIP UMM
Jl. Mulyojoyo, Dusun Jetak Lor, RT 01/RW 01, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Kontak
Email: immfisip.umm@gmail.com
Telepon: +62 831-3005-2439

Milad ‘Aisyiyah: Refleksi Perjuangan Gerakan Perempuan Islam Progresif

Berkiprah selama 103 tahun, sejak 19 Mei 1917 sampai 19 Mei 2020, ‘Aisyiyah menjadi pelopor organisasi perempuan Islam yang progresif. ‘Aisyiyah yang merupakan organisasi otonom khusus dari Muhammadiyah ini telah memberikan dampak besar terhadap kemajuan perempuan Indonesia, terutama dalam lingkup sosial dan ekonomi.

Dengan kondisi sosial yang mengisyaratkan akan keterbelakangan masyakarat pribumi secara umum dan keterbelakangan perempuan pribumi secara khusus akibat penjajahan Belanda, ‘Aisyiyah lahir dengan memberikan pendidikan kepada kaum perempuan, karena menurut Nyai Walidah, pendiri ‘Aisyiyah, perempuan tidak semestinya hanya mengetahui tugasnya dalam rumah tangga saja. Perempuan juga memiliki tugas dalam bermasyarakat dan bernegara. Hingga saat ini, ‘Aisyiyah masih tetap konsisten berkontribusi dalam memajukan pendidikan Indonesia.

Selain pendidikan, ‘Aisyiyah dalam mengupayakan pemberdayaan perempuan pun masuk ke dalam ranah yang lain, yaitu kesehatan, kesejahteraan sosial, dakwah advokasi, dan ekonomi mandiri. Semua gerakan ‘Aisyiyah tersebut dilakukan dengan dakwah amar ma’ruf nahi munkar untuk menegakkan agama Islam dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, seperti yang tertuang dalam visi ideal organisasi ini.

Sebagai organisasi perempuan Islam, ‘Aisyiyah membuktikan bahwa nilai-nilai Islam tidak membatasi perempuan untuk berdaya dan mengembangkan dirinya, tetapi justru nilai-nilai Islam bisa senantiasa selaras dengan perkembangan zaman, terbukti ‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan tertua di Indonesia yang masih eksis hingga saat ini yang menunjukkan bahwa ‘Aisyiyah dapat melewati berbagai tantangan zaman, terkhusus tantangan kondisi perempuan Indonesia.

Sedang marak terjadi perdebatan mengenai perempuan dengan segala syariat dalam Islam, yang dianggap terlalu membatasi gerak perempuan untuk menjadi progresif, akhirnya perempuan hanya diam dalam ketidakberdayaannya dan sama sekali tidak mengembangkan jiwa progresifnya demi mewujudkan syariat Islam. Di sisi lain, perempuan yang ingin menjadi progresif kemudian merasa dihimpit oleh syariat Islam yang seolah membatasi perempuan untuk melakukan segala hal yang dapat membuat dirinya berkembang akhirnya sama sekali meninggalkan nilai-nilai Islam, karena menurutnya Islam hanya menjadi penghalang menuju sebuah gerak progresif perempuan.

Pada akhirnya muncul stigma bahwa Islam sangat membatasi perempuan untuk berkembang, dan perempuan yang mengembangkan dirinya bukanlah perempuan yang disyariatkan Islam. Begitulah pandangan kaum konservatif Islam maupun kaum konservatif aktivis gerakan perempuan. Padahal Islam sangat memuliakan perempuan dan sama sekali tidak membatasi gerak perempuan untuk menjadi progresif. Stigma kurang tepat mengenai perempuan dalam Islam ini dijawab ‘Aisyiyah melalui gerakannya yang moderat dengan nilai Islam berkemajuan untuk meminimalisir kecenderungan fanatisme.

Nilai Islam berkemajuan merupakan salah satu Pernyataan Pikiran Muhammadiyah hasil Muktamar ke-46 di Yogyakarta pada 2010 yang menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan peradaban manusia yang utama. Menurut Muhammadiyah, Islam adalah agama yang berkemajuan dengan membawa rahmatan lil ‘alamin.

Sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, Islam tidak mungkin mengungkung umatnya untuk bergerak menuju sesuatu yang lebih baik. Nilai-nilai dalam Islam tetaplah sama, redaksi Al – Qur’an dan Hadits tetaplah sama, tetapi Muhammadiyah memiliki metode tersendiri untuk mengamalkan ajaran Islam agar dapat sesuai dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan makna yang terkandung dalam ajaran tersebut.

Sebagai organisasi dalam naungan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah pun menerapkan spirit Islam berkemajuan dalam menjawab tantangan zaman, untuk memberi bukti bahwa Islam benar-benar memuliakan perempuan.

Pada milad ‘Aisyiyah ke 103 dalam kalender Masehi ini, banyak harapan dan do’a yang disematkan untuk organisasi ini. Terus konsisten mengawal progresifitas gerakan perempuan dengan tetap berpegang teguh pada ideologi Islam berkemajuan adalah salah satu harapan besar yang tidak mungkin terjadi tanpa komitmen kuat dari berbagai pihak yang mendukung gerak ‘Aisyiyah, meliputi kader-kader Muhammadiyah secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum, sehingga harapan pun disematkan untuk kader-kader Muhammadiyah agar terus mengawal praktik adil gender dalam kehidupan sehari-hari, menjadi mitra lawan jenis dalam segala ranah kehidupan, berperan aktif demi mewujudkan cita-cita persyarikatan, dan menyebarluaskan dakwah berbasis adil gender kepada seluruh umat manusia.

Harapan untuk masyarakat Indonesia secara umum pun demikian, menjadikan lawan jenis sebagai mitra untuk membangun kemajuan bangsa, karena bangsa tidak hanya terdiri dari salah satu jenis kelamin saja, tetapi dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, yang memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi memajukan Indonesia. Selamat Milad ‘Aisyiyah ke 103, 19 Maret 2020. (din)

 

Oleh: Immawati Hanun Ashfa (Ketua Bidang Immawati)

Author avatar
IMM Renaissance

Post a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *