preloader
IMM Renaissance FISIP UMM
Jl. Mulyojoyo, Dusun Jetak Lor, RT 01/RW 01, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Kontak
Email: immfisip.umm@gmail.com
Telepon: +62 831-3005-2439

Peringati Hari Tani Nasional, IMM Renaissance FISIP UMM Gelar Diskusi dan Gabung Api-Demoks

Momentum Hari Tani Nasional (HTN) diperingati di Indonesia saban tahun per 24 September. Momentum ini mengacu kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960) yang disahkan pada 24 September 1963. UUPA kemudian menjadi spirit dalam upaya perombakan struktur agraria Indonesia, yang timpang disebabkan warisan kolonialisme di masa lalu.

Mengingat tingginya nilai sejarah tersebut, Pimpinan Komisariat (PK) IMM Renaissance FISIP UMM menggelar diskusi bertema “Sejarah, Struktur dan Konflik Agraria” pada 23 September malam kemarin.

Menurut Miftahul Husna, moderator diskusi yang juga menjabat Ketua Bidang Hikmah IMM Renaissance, pandemi Covid-19 tidak seharusnya menghentikan rutinitas belajar dan kaderisasi organisasi.

“Karena itu diskusi juga disiarkan melalui live dan TV Instagram untuk menjangkau khalayak luas, terutama kader-kader yang masih terhalang untuk kembali belajar di Malang akibat pandemi Covid-19. Sedangkan kader-kader yang berada di Malang bisa berdiskusi langsung di komisariat,” lanjut immawati yang akrab disapa Marsinah ini.

Keseruan diawali dengan menonton film dokumenter berjudul Sawah Sejuta Bencana produksi Watchdoc Documentary. Setelah itu diskusi dipandu oleh Arif Gustian Bedda selaku pemateri.

Immawan yang akrab disapa Sukelo ini mengungkapkan bahwa hilangnya kedaulatan petani Indonesia di sektor agraria, sebetulnya telah dimulai sejak lama dan terus berlanjut hingga hari ini.

“Dalam catatan tahunan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) tercatat dari 2019 hingga awal 2020 terjadi 420 konflik agraria di seluruh desa Indonesia, konfliknya terbagi di 8 sektor. Di perkebunan, industri, infrastruktur, kehutanan, pertambangan, pesisir, properti, pertanian dan fasilitas militer,” lanjut Ketua Bidang Media dan Komunikasi (Medkom) Pimpinan Cabang (PC) IMM Malang Raya, yang juga anggota Kelompok Studi Gerakan (KSG) IMM Renaissance FISIP UMM ini.

“Hal tersebut terjadi karena kebijakan pemerintah yang cenderung neolib dan berpihak pada para pemodal, hingga menyebabkan para petani dan masyarakat adat tersingkir dari sumber penghidupannya,” tukasnya.

Selain diskusi, IMM Renaissance FISIP UMM juga memperingati HTN dengan bergabung dalam Aliansi Perjuangan Demokrasi (Api-Demoks).

Aliansi ini memperingati HTN dengan menggelar aksi turun jalan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR-D) Kota Malang di keesokan harinya.

Dok. Sie Dokumentasi Api-Demoks

Tergabung juga di dalamnya PC IMM Malang Raya, PK IMM Aufklarung Teknik UMM, PK IMM Supremasi Hukum UMM, Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Komite Malang Raya, BEM FPP UMM, Pembebasan, Fakultas Hukum UNMER (Unmer), HMI Syaeko Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, HMI Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA), Sosialis Muda, Komite Pendidikan Universitas Brawijaya (UB), BEM FP UB dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Aliansi yang juga mengusung pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) dan penolakan terhadap Omnibus Law ini mengusung beberapa tuntutan perbaikan agraria.

Beberapa di antaranya: wujudkan reforma agraria sejati sesuai UUPA, usut tuntas konflik agraria, cabut UU No. 2 Tahun 2012, hentikan segala bentuk perampasan tanah adat, perusakan lingkungan oleh korporat, kriminalisasi petani dan masyarakat adat, serta bangun ruang terbuka hijau dan hentikan penurunan lahan produktif di  Malang Raya. (Aw)

Author avatar
IMM Renaissance

Post a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *