Pimpinan Komisariat IMM Renaissance FISIP UMM menyelenggarakan Kajian Ideologi di Masjid TPST 3R, Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang pada Jum’at lalu (24/12). Kajian dengan tema Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah kali ini difasilitatori oleh Ayahanda Muhammad Yusuf. M.Pd.I dan dihadiri oleh 27 kader.
“Setiap manusia pasti mempunyai cita-cita, begitu pula Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi. Dan cita-cita itu harus dibarengi keyakinan. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah inilah yang menjadi ideologi Muhammadiyah,” ujar Ayahanda Yusuf yang merupakan anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang.
Ideologi Muhammadiyah terangkum dalam Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah yang diputuskan dalam Sidang Tanwir di Ponorogo pada tahun 1969 berdasarkan Amanat Muktamar Muhammadiyah ke-37 setahun sebelumnya. Konsep tersebut kemudian disempurnakan di Sidang Tanwir di Yogyakarta pada tahun 1970 dan menghasilkan 5 pokok pikiran.
“Muhammadiyah bukanlah agama, bukan juga aliran kepercayaan. Tetapi Muhammadiyah merupakan Islamic Movement atau Gerakan Islam Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar. Dan yang perlu diingat dan digaris bawahi bahwasanya Muhammadiyah bukanlah gerakan politik. Tidak ada partai politik yang didirikan Muhammadiyah, namun yang ada ialah partai politik yang didirikan orang Muhammadiyah,” tegas Ayahanda Yusuf ketika menyampaikan pokok pikiran pertama dari MKCHM.
Dalam pokok pikiran selanjutnya, Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya. Dengan begitu, Muhammadiyah mengamalkan Islam berlandaskan Al-Quran dan Sunnah serta dikerjakan dalam 4 bidang, yakni Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah Duniawiyat. Pada pokok pikiran terakhir, Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai “Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.
“Selama kita yakin dan bersungguh-sungguh dalam menghidupi Muhammadiyah, maka Allah juga akan menghidupi kita. Jadi niatkan semua usaha kita dalam ber-Muhammadiyah dan ber-IMM hanya untuk Allah semata-mata,” tutur Ayahanda Yusuf ketika mengakhiri sesi.
Adapun kajian Ideologi merupakan upaya dari PK IMM Renaissance untuk meneguhkan ideologi kader dalam berproses di IMM. Hal ini sejalan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melakukan Revitalisasi dan Kristalisasi Ideologi di setiap unsur Muhammadiyah. (msqn)