Sebuah Refleksi: Pengaruh Tindakan Liberal Dalam Organisasi
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan manusia lain untuk mencapai kebutuhan sehari-harinya. Sejatinya manusia hidup berdampingan untuk menciptakan keseimbangan dalam hidupnya. Keseimbangan ini yang nantinya akan menjadi kekuatan dalam hidup berkelompok baik itu lingkup besar (negara) maupun lingkup kecil (keluarga).
Setiap tindakan yang dilakukan oleh tiap individu maupun kelompok akan mempengaruhi satu sama lain. Lahirnya sebuah tindakan bisa jadi dari keresahan terhadap situasi yang ada atau juga bisa jadi dari konstruk yang sudah ada dan tertanam dalam benak seseorang. Hal demikian merupakan hal yang lumrah karena sifat manusia itu sendiri yang dinamis yang dapat berubah-ubah. Faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut bisa jadi bersumber dari internal maupun eksternal.
Dalam bukunya Mao Tse Tung The Little Red Book dijelaskan kalau setiap tindakan akan mempengaruhi jalannya sebuah organisasi. Realita yang terjadi, internal (individu) terpengaruh oleh eksternal (luar individu) baik itu terpengaruh dengan lingkungan sosial secara luas maupun di sekitarnya. Akan tetapi hal yang sering dilupakan ialah individu tersebutlah yang memiliki wewenang untuk menentukan.
Karena hakikat manusia adalah makhluk sosial, maka manusia membutuhkan organisasi untuk hidup berdampingan. Dalam hidup berdampingan pun ada ‘aturan’ yang berlaku yang seharusnya menjadi pegangan dalam bertindak. Hal ini kemudian bertujuan agar satu sama lain dapat bekerja secara kolektif dan tidak saling merugikan.
Aturan tersebut tidak akan mampu dijalani ketika tidak diketahui secara bersama atau dalam arti ini adalah komunikasi. Komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu kelompok. Seharusnya aturan itu di familiarkan agar semuanya mengerti dan memahami apa yang seharusnya dilakukan.
Hal yang sudah dipahami dan dimengerti sudah menjadi keharusan untuk dipraktekkan. Asumsi yang timbul ketika tidak ada praktek konkrit ialah bisa jadi belum paham atau bisa jadi bingung apa yang seharusnya dilakukan. Alhasil, solusi dari permasalahan tersebut adalah komunikasi antara satu dengan yang lain.
Proses komunikasi yang dibangun pun tidak sesulit apa yang dipikirkan. Layaknya definisi dari komunikasi itu sendiri ialah bertukar pesan antara dua orang atau lebih yang pesannya itu mudah dipahami oleh penerima pesan.
Tindakan liberal dalam organisasi hadir ketika proses komunikasi tidak berjalan secara efektif. Akar permasalahan yang terjadi ialah intensitas bertemu dan bertukar pesan tidak dilakukan secara masif. Pada akhirnya hal tersebut akan menimbulkan suatu kecurigaan terhadap anggota organisasi.
Pasalnya, salah satu hal berbahaya di organisasi adalah proses komunikasi yang tidak berjalan. Terlebih lagi cara menjalankan organisasi yang beda-beda penafsiran atas kondisi yang terjadi sehingga menimbulkan pertentangan di tubuh organisasi. Tindakan liberal dalam organisasi menurut Mao tse Tung ada banyak ancaman-ancaman yang ditimbulkan.
Ancaman nyata adalah ketika salah satu tugas tidak jalan justru akan mempengaruhi strategi untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu juga akan mempengaruhi semangat massa dalam gerak-gerak progresif yang diharapkan akan membangun organisasi. Dan yang paling berdampak adalah keberlangsungan suatu organisasi dalam waktu jangka panjang dapat dipertanyakan.
Tindakan-tindakan liberal yang berdampak pada organisasi ada banyak, salah satunya ghibah yang dilakukan oleh sesama anggota namun tidak disampaikan di forum luas atau tidak diketahui oleh semua unsur di dalamnya juga termasuk dalam kategori mengancam organisasi. Dikatakan mengancam karena akan mempengaruhi suatu kebijakan yang akan dibuat.
Lantas cara organisatoris dalam bersikap ialah seharusnya mampu menggerakkan semua unsur yang ada dan memaksimalkan potensi tiap individu agar mencapai tujuan bersama. Hal ini tidak akan bisa dilakukan ketika semuanya mementingkan ego masing-masing. Artinya, ego tersebut perlu diselesaikan di dalam forum agar tindakan ke depan berjalan sesuai kemauan.
Tiap masalah yang adapun harus cepat diselesaikan berdasarkan strategi yang telah dirumuskan bahkan strategi itu harusnya dibuat secara detail untuk memudahkan dalam menjalankannya. Sebagai organisatoris pun seharusnya memiliki kemampuan mengayomi yang itu tidak bisa instan didapat melainkan berasal dari proses belajar yang serius.
Satu hal penting yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu yang berada dalam lingkup organisasi, yaitu mampu mengambil sikap sesuai dengan masalah yang dihadapi. Karena sebagai manusia yang hidup tidak akan terlepas dari masalah apapun. Maksud dari hal penting itu adalah sebagai basic dalam menjalankan organisasi.
Begitu banyak dinamika yang terjadi di dalam organisasi karena berbagai faktor. Akan tetapi, sebagai organisatoris yang memiliki rasa tanggung jawab besar seharusnya mampu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi. Begitupun tindakan liberal yang hadir dalam kehidupan organisasi yang bisa mengancam harusnya mampu diselesaikan satu per satu agar tidak menjadi budaya baru.
Salah satu media dalam penyelesaian masalah tersebut ialah forum musyawarah. Forum tersebut seharusnya mampu menjadi sebuah jalan dengan catatan semuanya dapat berkata jujur dan seadanya untuk perbaikan praktek dalam membangun organisasi.
Mencintai tidak harus memuji, mengkritik adalah bagian dari mencintai
Atallah Daffa Jawahir Kader IMM Renaissance FISIP UMM Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang