Kelompok peserta DAM (Darul Arqom Madya) Nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jember dengan tema “Sustainable Development and Acces to Justice Ecology 4.0” melakukan ivenstigasi untuk melihat dampak dari adanya Tambak yang dibangun berdekatan di area pemukiman warga dusun Watu Ulo, Payangan, Jember (16-17/9) lalu.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari DAM sekaligus menjadi tahap praktik atas materi-materi yang telah diberikan pada “In class forum” tiga hari sebelumnya. Adanya kegiatan ini diharapkan menjadi kesatuan teori dan praktik yang senantiasa akan dijalankan oleh semua kader Ikatan.
Dusun Watu Ulo termasuk dalam daerah pesisir Jember dimana terdapat banyak potensi wisata pantai. Di daerah tersebut terdapat banyak pantai yang baru, pun yang sudah lama dikembangkan serta diharapkan menjadi icon Kota Jember seperti pantai Teluk Love, Papua dan lainnya. Hal ini selaras dengan apa yang menjadi program pemerintah Kabupaten Jember dr.Hj. Faida, MMR (2016-2021) di sektor pariwisata Jember mendapat banyak perhatian untuk ditingkatkan.
Namun, peningkatan atau maraknya destinasi baru tersebut juga harus diiringi dengan kesadaran ekologi seluruh komponen masyarakat, termasuk mahasiswa di dalamnya. Sehingga hal tersebut tidak membawa dampak buruk terhadap keberlangsungan juga keberlanjutan ekosistem pada suatu lingkungan.
Kehadiran tambak pada area pemukiman warga di Watu Ulo dan berdekatan dengan pantai Teluk Love, ternyata membawa dampak tidak baik bagi warga itu sendiri juga ekosistem sekelilingnya.
Bagi warga sekitar, penggunaan air laut untuk tambak udang yang dikelola oleh PT. Anugerah Alam Pertiwi (AAP) telah menyebabkan pencemaran yang berpotensi merusak ekosistem laut. Sumur air yang digunakan warga mengeluarkan bau tidak sedap dan mengalami penurunan kualitas air, juga mempercepat atau memperparah terjadinya abrasi pantai.
Kegiatannya yang cenderung tertutup dengan penjagaan ketat membuat warga banyak yang tidak mengetahui apa yang terjadi atau yang dilakukan pada area tambak tersebut. Sekalipun belum ada hasil uji lab untuk membuktikan asumsi tersebut, namun masyarakat benar-benar menyadari perubahan dari sebelum dan sesudah adanya tambak milik PT. AAP.
Dalm beberapa waktu lalu, PT. Tambak AAP juga baru saja dimintai pertanggungjawabannya oleh warga sekitar. Sebab, selama tambak beraktivitas warga tidak terlalu mendapatkan banyak keuntungan, justru sebaliknya.
Pemahaman ekologi sebagai dasar pengelolaan suatu usaha menjadi poin penting untuk diketahui pihak tambak. Begitu pula dengan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan dan seperti apa tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh tambak kepada warga yang mengalami dampak kerugian, sudah tentu harus mendapat perhatian juga bantuan. Sehingga keberlanjutan hidup warga akan lebih baik dengan meningkatkan sektor pariwisata tersebut. (din)
Oleh: Rio Andika