preloader
IMM Renaissance FISIP UMM
Jl. Mulyojoyo, Dusun Jetak Lor, RT 01/RW 01, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Kontak
Email: immfisip.umm@gmail.com
Telepon: +62 831-3005-2439

IWD: Wujudkan Keadilan Terhadap Perempuan!

Senin (9/3) Aliansi Gerakan Perempuan untuk Rakyat (Gempur) melakukan aksi longmarch dan mimbar bebas untuk memperingati International Women’s Day (IWD) yang jatuh pada tanggal 8 Maret di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Terminal Landungsari. Mereka yang tergabung dalam aliansi ialah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aufklarung Teknik, IMM Supremasi Hukum, IMM Renaissance FISIP, IMM Adolesensi FPP, IMM Fastcho FEB, IMM Raushan Fikr FKIP, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) UMM,  Gemar Desa, Pembebasan, BEM-FT UMM, dan HMJ Bahasa Inggris UMM.

Aksi tersebut diikuti oleh 107 massa aksi dengan membawa tujuh isu tuntutan, diantaranya yaitu (1) Hapuskan segala bentuk eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan, serta wujudkan masyarakat tanpa budaya patriarki; (2) Lawan dan hentikan pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender di lingkungan masyarakat, serta wujudkan akses pemulihan komprehensif bagi korban; (3) Tolak RUU Ketahanan Keluarga, RUU Cipta Kerja serta sahkan RUU PKS; (4) Tolak RUU diskriminatif gender dan wujudkan kedaulatan ekonomi politik bagi rakyat; (5) Berikan hak normatif buruh terkhusus buruh perempuan, dan berikan sanksi tegas bagi perusahaan yang mempekerjakan perempuan hamil; (6) Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis, dan bervisi kerakyatan; (7) Wujudkan kebebasan berkumpul, berserikat, berorganisasi, berekspresi dan menyatakan pendapat di muka umum bagi rakyat.

“Eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan masih banyak terjadi. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa yang sadar akan kondisi seperti ini harus lebih responsif dan bergerak cepat dalam menanggapi. Sejatinya perempuan juga harus mendapatkan keadilan yang sama dengan kaum laki-laki,” ungkap Nur Annisa.

Negara kita masih lemah dalam menanggapi isu-isu eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan karena kurang adanya penanganan khusus bagi korban yang menyebabkan trauma fisik dan psikis.

Hukum yang berlaku tidak sepenuhnya melindungi hak-hak perempuan di berbagai ranah. Demokrasi yang masih terbungkam dalam menyuarakan keadilan masih terjadi di negara ini.

“Sudahkah perjuangan kaum perempuan dalam ranah pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial terwujud?” lontaran Andini atas keresahannya terkait upah buruh perempuan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian di tahun 2019 yang di dalamnya terdapat kesenjangan antara upah laki-laki dan perempuan dimana selisih dari upah tersebut mencapai Rp 492,2 ribu dalam periode 2015-Februari 2019.

Dalam memperingati IWD, massa aksi yang terlibat tidak hanya perempuan, tetapi laki-laki juga ikut menyuarakan hak-hak keadilan yang menjadi isu tuntutan dalam aksi tersebut. Hal ini menunjukkan kesetaraan dan keadilan bagi kaum perempuan dan laki-laki.

Aksi longmarch dimulai pukul 09.00 -12.00 WIB yang diawali dari depan Perpustakaan Pusat UMM, GKB I, GKB II, gerbang utama UMM, dan berakhir di Terminal Landungsari. (din)

Author avatar
IMM Renaissance

Post a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *