Oleh: Imm. Sulthon Rofi
Mereka yang ditakuti oleh pembantu rakyat
Mereka yang dikabarkan selalu membawa suara-suara kaum marjinal
Mereka yang selalu habiskan buku-buku penyadaran intelektual
Mereka yang selalu habiskan tengah malam hingga pagi yang katanya untuk terus menghidupkan “kesadaran”
Hidup kok lucu, gula disampaikannya manis
Garam dikatanya asin
Kita tahu dan tak segoblok itu!
Bilang saja, kau bilang manis karena memang lagi butuh gula
Engkau yang mengatasnamakan perjuangan
Engkau yang mengatasnamakan intelektual progresif
Suaranya lantang terkait ketidakadilan
Sekarang mengaung tanpa taring
Cek lagi cek lagi
Nyatanya kau tega sekali korbankan ibumu menjadi tumbal
Tumbal agar engkau punya secercah harapan hidup yang nyaman aman
Kesadaran itu tergadaikan hari ini