preloader
IMM Renaissance FISIP UMM
Jl. Mulyojoyo, Dusun Jetak Lor, RT 01/RW 01, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Kontak
Email: immfisip.umm@gmail.com
Telepon: +62 831-3005-2439

Dalami Gender, PK IMM Renaissance FISIP UMM Gelar FDK

 

Baikuni Al-Shafa, Ketua Bidang Hikmah Dewan Pimpinan Daerah IMM Jawa Timur saat menyampaikan Stadium Generale di Forum Diskusi Keperempuanan. (Mir)

IMM-RENAISSANCE.OR.ID – Pandangan masyarakat Indonesia terhadap perempuan masih kurang pas. Hal ini terbukti dari budaya patriarki (menganggap laki-laki lebih kuat/hebat) yang masih langgeng. Hal tersebut disampaikan Muhammad Junon Ode, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa  Muhammadiyah (IMM) Pimpinan Komisariat (PK) Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dalam sambutannya pada Forum Diskusi Keperempuanan (FDK), Jumat lalu (23/2).

“Laki-laki seakan-akan selalu berada pada posisi paling atas dalam berbagai hal. Pada akhirnya perempuan menduduki posisi sekunder seperti yang kita saksikan hari ini,” tukasnya.

Pada agenda tersebut, turut hadir Ketua Bidang Hikmah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Timur, Baikuni Al-Shafa yang berlaku sebagai Stadium Generale. Ia menyampaikan keresahannya terhadap permasalahan pelik tersebut.

“Immawati dan Immawan perlu  menyadari bersama bahwa perbedaan laki-laki dan perempuan itu hanya kodrati. Perempuan, kalian jangan sampai minder! Hak dan tanggung jawab kalian itu sama,” tegasnya.

Nyatanya, dewasa ini perempuan mayoritas minder dengan laki-laki. Hal tersebut disebut produk kebudayaan yang tak lain disebabkan oleh pandangan lingkungan sosial.

Dalam ceramahnya, Baikuni Al-Shafa mengajak seluruh peserta FDK IMM Renaisaance FISIP UMM untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti setiap materi. Ia berharap FDK dapat menjadi momen para peserta untuk menggali sedalam-dalamnya segala hal terkait gender.

Menurut Ketua Bidang Hikmah DPD IMM Jawa Timur tersebut, bukan hanya perempuan yang perlu belajar gender. Laki-laki juga sangat perlu. Apabila laki-laki masih memiliki rasa tak berkeinginan untuk memahami gender, maka selama itu pula patriarki akan berjaya.

Lebih lanjut, Baikuni Al-Shafa yang lebih akrab dipanggil Alsha menyampaikan, agar kader-kader ikatan tak memiliki kebiasaan judge by the cover.

“Janganlah mengedepankan subjektifitas kalian. Lakukanlah investigasi agar tak menjadi orang yang sangat mudah mengatakan ‘ini-itu’ ‘salah-benar’. Jangan dong. Pun demikian halnya memandang perempuan,” harapnya.

“Kita tak lantas memahami perempuan makhluk yang lemah. Dalam konteks mencari ilmu, segalanya sama. Tidak ada yang lebih berhak atau tidak lebih berhak,” tambahnya.

FDK ini akan diadakan tiga hari berturut-turut sejak Jumat (23/2). Nantinya akan ada empat pemateri yang sangat berkompeten di Bidangnya. (Mir)

Author avatar
IMM Renaissance

Post a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *