preloader
IMM Renaissance FISIP UMM
Jl. Mulyojoyo, Dusun Jetak Lor, RT 01/RW 01, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Kontak
Email: immfisip.umm@gmail.com
Telepon: +62 831-3005-2439

Melalui FDK, IMM Wujudkan Kesadaran Kesetaraan Gender

Konstruk berpikir masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan atau lebih dikenal dengan gender, masih kurang adil. Hal ini terbukti dengan anggapan masyarakat mengenai perempuan yang selalu dipandang lebih rendah daripada laki-laki. Contohnya dalam segi pekerjaan. Perempuan diberikan tugas lebih ringan daripada laki-laki. Padahal seharusnya laki-laki dan perempuan dapat menjadi mitra yang baik dalam berbagai aspek.

Berangkat dari keadaan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pimpinan Komisariat (PK) Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Forum Diskusi Keperempuanan (FDK). Agenda tersebut diadakan sejak Jumat sore (22/2), hingga Minggu malam (24/2).

Saat pembukaan, hadir Uzlifah, Majelis Kader Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang. Ia mengungkapkan bahwa seorang perempuan juga harus bisa menjadi eksekutor gagasan. Menurutnya, saat ini masih banyak perempuan yang baik dalam berwacana namun kurang dalam aspek eksekusi.

Laki-laki dan perempuan dapat menjadi mitra yang baik dalam berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan. Perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang sama. Anggapan bahwa laki-laki lebih malas daripada perempuan nampaknya kurang pas. Begitu pun sebaliknya.

FDK diharapkan dapat menjadi forum bagi Immawan dan Immawati (panggilan akrab kader IMM) agar dapat memahami peran dan fungsi masing-masing. Hal ini selaras dengan semangat yang diusung oleh K. H Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah. Selain itu, output FDK ini nantinya peserta dapat menerapkan konsep mitra antara laki-laki dan perempuan.

Rio Andhika, Ketua Umum IMM PK Renaissance FISIP UMM berharap agar FDK dapat menjadi sarana saling memahami peran antara laki-laki dan perempuan. “FDK bukan hanya untuk Immawati, Immawan juga harus paham terkait gender,” jelas Rio. Immawan dan Immawati, lanjutnya, juga dapat memahami hak dan kewajibannya dalam berorganisasi tanpa ada yang membedakan.

Senada dengan Rio, Uzlifah juga berharap agar FDK dapat menjadi sarana belajar laki-laki dan perempuan sebagai mitra yang serasi dalam bidang pendidikan, sosial dan politik. “Kedepan perempuan (immawati) harus progresif dan memaksimalkan peluang dalam ranah publik,” tutupnya. (fah/mir)

Author avatar
IMM Renaissance

Post a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *